Sadis! Sarmo Ternyata Racun-Bakar 2 Korbannya Sebelum Sisa Kerangka


Pelaku pembunuhan sisa dua tulang di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, berperilaku mengenaskan. Korban diracun, kemudian tubuhnya dibakar dan dikuburkan. Kedua orang yang terluka itu keracunan minuman yang diminum pelaku, kata Kapolres Wonogiri Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah saat jumpa pers di Polsek Jenderal Wonogiri, Sabtu (12/9/2023).

 

Pelaku pembunuhan sadis tersebut adalah Sarmo (35), warga Dusun Ciman, Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri. Sedangkan kedua korban adalah Sunaryo (46), warga Dusun Panggah, Desa Jatipurno, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, dan Agung Santosa (47), warga Dusun Gombang, Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Pemerintah Klaten.

 

Indra mengatakan, usai meninggal, jenazah Sunaryo terbakar ban. Kini, masih ada beberapa plastik dan kawat yang disimpan polisi sebagai barang bukti.

 

“Saat ditemukan, yang ditemukan hanya potongan tulang (di halaman belakang),” ujarnya. Indra menjelaskan, awalnya jenazah dikuburkan di bawah selimut selama tiga bulan. Kemudian semprot dengan solar hingga menutupi kepala. Namun karena takut polisi menemukannya, jenazah digali dan dibakar.

 

Sedangkan Agung dimakamkan di hutan setelah diracuni oleh Sarmo. “Dia (Agung) sendiri (Sarmo) dikuburkan, dibawa (ke hutan),” kata Indra.

 

Pengakuan Sarmo 

Pada saat yang sama, Sarmo membenarkan bahwa dia menggunakan racun untuk membunuh kedua orang tersebut. Tambahkan ke jus. Tambahkan ke es teh (Sunaryo). “(Racunnya) dimasukkan ke dalam botol air mineral (Agung Santosa),” kata Sarmo.

 

Sarmo memberinya air mineral beracun ketika Agung datang ke rumah atau rumah pohon Sarmo. Agung diduga mengusir Sarmo dari rumah penagihan utang.

 

“Apotas sudah ada di jok motor. Begitu pula dengan air di dalam kamar. Ketika dia (Agung) datang, saya memberinya arak, dan dia langsung meminumnya. (Agung) dikuburkan di hutan, dibawa sendiri. “Pekerja saya menggali lubang, tapi mereka tidak tahu itu kuburannya,” kata Sarmo. Sedangkan jenazah Sunaryo dikuburkan di bawah tempat tidur atau kasur tempat Sarmo tidur. Ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Sarmo tak takut saat tidur di atas tubuh Sunaryo. Namun saat itu, ia mengaku takut polisi mengetahui perbuatannya. Akhirnya jenazah digali dan dibakar.

 

Berbagai posisi tulang yang terlibat 

Kepala Reskrim Polres Wonogiri Iptu Yahya Dhadiri mengatakan, jenazah Sunaryo ditemukan dalam situasi ricuh. Karena tulang terbakar, abu atau potongan tulang dibuang ke tanah.

 

“Ini (menunjukkan bukti tulang) adalah tulang. “Yang lainnya dibawa ke laboratorium,” jelas Yahya.

 

Sedangkan tulang Agung masih kecil.